• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Yusup Nurohman
  • Home
  • Jurnal
No Result
View All Result
  • Home
  • Jurnal
No Result
View All Result
Yusup Nurohman
No Result
View All Result
Home Jurnal

Meningkatkan Ekosistem Lingkungan dengan Menggalakkan Ekoteologi Berkelanjutan

admin by admin
August 21, 2025
in Jurnal
0
Meningkatkan Ekosistem Lingkungan dengan Menggalakkan Ekoteologi Berkelanjutan
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Diketahui saat ini bencana alam terus terjadi disekitar kita. Bencana muncul salah satunya disebabkan atas tindakan manusia yang tidak bisa mengatur lingkungannya. Padahal alam dan manusia adalah kesatuan dalam siklus kehidupan yang di atur Tuhan supaya manusia mengatur dan memanfaatkan alam secara bijak.

Sebagai manusia yang memiliki iman, eloknya agama dipahami bukan hanya sebagai urusan langit saja. Terdapat hubungan urusan bumi antara manusia dengan alam yang harus dijaga dan dilestarikan dengan secara sungguh-sungguh. Alam merupakan perwujudan “Tuhan” maka merusak alam sama saja merusak hubungan manusia dengan Tuhannya.

Melihat hubungan antara manusia dengan lingkungan pada abad ini sangat memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kerusakan alam yang justru disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri. Hal ini tidak lepas dari arus global dan keterbukaan informasi yang semakin canggih. Kemajuan yang ada serta canggihnya teknologi berdampak pada keserakahan manusia untuk menguasi potensi serta apa yang ada di dalam alam. Sebut saja beberapa diantaranya mulai dari penambangan terbuka, pembukaan lahan industri, pencemaran air, ekspansi pariwisata, dan ancaman habitat satwa.

 Menurut data National Geographic Indonesia saat ini manusia menghadapi perubahan iklim yang signifikan. Keadaan bumi akan semakin mengkhawatirkan apabila tidak segera dicegah. Keberlangsungan hidup manusia, flora dan fauna terancam seiring dengan kehidupan manusia yang merusak lingkungan.

Deforestasi hutan misalnya, tercatat selama 75 Tahun Merdeka, Indonesia telah kehilangan hutan alam lebihdari 23 juta hektare atau setara dengan 75 luas provinsi Yogyakarta. Data kajian Forest Watch Indonesia mencatat pada tahun 2013-2017 angka deforestasi hutan di Indonesia sebesar 5,7 juta hektare dengan 2,8 juta hektare berada dalam konsesi dan 2,9 juta berada di luar konsesi.

Ditambah lagi dengan perubahan suhu yang disebabkan oleh aktivitas manusia berdampak pada sirkulasi laut secara global. Hal ini menyebabkan kenaikan permukaan laut dan mengancam ekosistem yang ada. Indonesia pernah menghadapi isu “Jakarta Tenggelam”. Beberapa orang menganggapnya mungkin hanya sebatas isu, akan tetapi apabila berkaca pada perubahan iklim yang ada dan tidak ada kesadaran untuk mencegah mungkin akan terjadi di waktu kemudian. 

Makna Ekoteologi

Berbicara mengenai Ekoteologi tidak lepas dari perihal agama, lingkungan dan manusia. Pada dasarnya agama merupakan sarana membuka kesadaran pemeluknya dalam pentingnya menjaga lingkungan. Jika kita telaah lebih mendalam dalam ajaran agama Islam sebagaimana perkataan Prof. Amin Abdullah, Al Quran tidak hanya berbicara mengenai metafisis-eskatologis saja, Al Quran juga berbicara mengenai alam semesta yang dihuni manusia. Al Quran sebagai petunjuk umat Islam memberikan makna untuk berperilaku baik kepada alam sekitarnya.

Dalam ajaran Kristen juga menerangkan bahwa masalah lingkungan merupakan masalah imperative secara moral spiritual. Maknanya apa? Hal ini merujuk bahwa ini adalah tanggung jawab bersama semua orang. Dibutuhkan kebersamaan dan kerja sama membuka jalan baru dalam upaya kepedulian lingkungan. Perspektif lain dalam Hindu Budha juga menekankan pada ajaran harmoni dengan alam sebagai bagian dari jalan spiritual. Disinilah pentingnya Ekoteologi sebagai jembatan antara iman dan ekologi, anatar spiritualitas dan keberlanjutan.

Ekoteologi merupakan konsep beragama yang mendekatkan para penganutnya dengan tujuan menjaga hubungan timbal balik positif antara manusia dengan alam. Sebagaimana selaras dengan isi surah Al-Baqarah ayat 30, menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia sebagai khalifah di bumi. Maka manusia diwajibkan untuk menjaga alam yang ditempatinya. Ini juga selaras dengan ungkapan Jawa “Memayu Hayuning Bawana” yang artinya (memperindah dunia) atau upaya untuk menjaga dunia dengan keramahan lingkungannya.

Spiritualitas dalam Ekoteologi bukan hanya tentang refleksi, akan tetapi juga tentang transformasi batin. Dengan memandang alam sebagai sesuatu yang harus dijaga kesuciannya, maka menusia diajak untuk mengembangkan rasa hormat, empati serta tanggung jawab terhadap lingkungan. Hal ini mendorong individu untuk bertindak dengan penuh kesadaran demi keberlanjutan ekosistem.

Aksi Nyata

Ekoteologi dalam praktiknya tidak berhenti pada level kebijakan saja. Dibutuhkan gerakan nyata yang kolektif dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Hal kecil berdampak yang bisa dilakukan masyarakat adalah melalui praktik hidup ramah lingkungan. Hal ini termasuk mengadopsi pola konsumsi berkelanjutan. Misalnya dengan mengurangi limbah, mendaur ulang dan memilih produk lokal yang ramah lingkungan. Komunitas keaagamaan dapat memimpin sebagai contoh. Misalnya dengan pengelolaan energi terbarukan dan kampanye “Bumi Hijau, Iman Kokoh”

Selanjutnya aksi nyata Ekoteologi bisa dilakukan dengan restorasi eksosistem melalui aksi kolektif. Program seperti penanaman pohon, pembersihan sungai, dan pelestarian hutan dapat menjadi wujud nyata dari spiritualitas yang peduli akan ciptaan tuhan. Di Indonesia misalnya, banyak komunitas adat yang mengadopsi praktik spiritualitas dengan kearifan lokal. Di Maluku adanya sistem sasi berupa larangan atau aturan adat untuk mengambil hasil alam dalam upaya melindungi sumber daya alam melalui nilai budaya dan kepercayaan.

Selanjutnya komunitas keagamaan memiliki potensi besar untuk menyebar pesan pelestarian lingkungan. Melalui aksi ceramah, khitbah, pidato, seminar, atau kegiatan keagamaan dapat dimasukkan nilai-nilai Ekoteologi untuk meningkatkan kesadaran. Mengajak jamaah dan masyarakat untuk sedini mungkin sadar bahwa alam adalah bagian dari amanah Tuhan kepada manusia.

 Kemudian, melalui advokasi kebijakan lingkungan. Ekoteologi dapat menjadi kekuatan untuk mendorong kebijakan lingkungan yang lebih baik. Pemuka agama, stakeholder dan pemangku kebijakan dapat mengadvokasi perlindungan hutan, emisi karbon dan pengelolaan air berkelanjutan. Dengan menggabungkan otoritas moral dan aksi nyata, Ekoteologi dapat mendorong kebijakan publik yang mendukung jangka panjang.

SDGs

Berkaca pada isu lingkungan yang terjadi di Indonesia, langkah solusi awal yang bisa dilakukan adalah dengan menggalakkan kesadaran “cinta alam”. Maksudnya adalah meningkatkan kesadaran pada masyarakat untuk selalu mempertimbangkan pada aspek lingkungan. Pada aspek agama, kita harus mendukung program Ekoteologi yang sedang digencarkan oleh Kementrian Agama. Edukasi Ekoteologi adalah langkah strategis dalam upaya menjaga kelestarian pangan, sumber daya dan energi di masa mendatang.

Pada aspek sosial budaya program seperti SDGs yang terus dikembangkan. Program ini dirasa dapat menjadi langkah untuk meminialisir krisis pangan, iklim, degradasi lingkungan dan berkelanjutan di masa mendatang. Di Indonesia sendiri SDGs diintegrasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dengan fokus pada kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan serta pengurangan kesenjangan. Hal ini jelas sejalan dengan pelestarian lingkungan dan keseimbangan kesejahteraan sosial global.

Dikutip dari Bappenas, SDGs memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan, menjaga kualitas lingkungan hidup, dan pembangunan inklusif dengan tata kelola yang mempu menjaga generasi satu ke generasi berikutnya. Program SDGs adalah pendukung Ekoteologi sebagai aksi dalam mengatasi kesenjangan, kemiskinan dan perubahan iklim sebagaiana termaktub dalam 17 agenda besar seperti pelestarian ekosistem laut, ekosistem daratan dan perubahan iklim.

Tantangan Ekoteologi

Akhirnya Ekoteologi adalah tanggung jawab universal. Meskipun memiliki tantangan besar, sejatinya Ia adalah panggilan bagi siapapun yang mencintai alam. Bukan hanya untuk agamawan maupun pejabat pemerintah, haikatnya adalah bagaimana menyelamatkan bumi untuk menjaga ruang hidup bersama yang adil dan damai bagi seluruh umat manusia.

Tantangan bersama seperti kurangnya kesadaran, resistensi terhadap perubahan, konflik kepentingan ekonomi menjadi evaluasi serta catatan penting keberlanjutan bumi. Mari bersama untuk mendukung program Ekoteologi sebagai program kebijakan kepemimpinan Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Implementasi Ekoteologi harus menjadi prioritas. Saya yakin jika Ekoteologi dilaksanakan secara berkelanjutan maka kesejahteraan dan masa depan bumi akan kokoh dan terjamin.

Previous Post

Tips Menjadi Pengembang Front End, Berikut Langkahnya!

Next Post

Belajar ChatGPT, Mengenal Prompt AI Bantu Kamu Lebih Produktif

admin

admin

Next Post

Belajar ChatGPT, Mengenal Prompt AI Bantu Kamu Lebih Produktif

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cari

No Result
View All Result
  • Trending
  • Comments
  • Latest
prompt AI

5 Prompt AI yang Membantu Kamu dalam SEO dan Contoh Artikelnya

August 25, 2025

Belajar ChatGPT, Mengenal Prompt AI Bantu Kamu Lebih Produktif

August 23, 2025
3 Paket Soal TOEFL ITP Bonus AUDIO dan Kunci Jawaban

3 Paket Soal TOEFL ITP Bonus AUDIO dan Kunci Jawaban

May 10, 2025
TOEFL ITP, Pengertian, Fungsi dan Paket Soal Murah

TOEFL ITP, Pengertian, Fungsi dan Paket Soal Murah

August 19, 2025
nu muhammadiyah

NU & Muhammadiyah: Pilar Islam Moderat

0
generation of seekers

Generation of Seekers, Jebakkan Terorisme itu Nyata!

0
belajar sosiologi

Belajar Sosiologi Biar Semua Bisa Ngerti !

0
Kekerasan Seksual di Tubuh Agama (Perspektif Sosiologi Agama)

Kekerasan Seksual di Tubuh Agama (Perspektif Sosiologi Agama)

0
Sabar Menghadapi Kehidupan (Jurnal Refleksi)

Sabar Menghadapi Kehidupan (Jurnal Refleksi)

October 20, 2025
Husnudzon Billah dan Hikmah Berbaik Sangka

Husnudzon Billah dan Hikmah Berbaik Sangka

August 25, 2025
jurnal pondok

Menyambut Maulid, Merajut Rindu Menata Cinta Sang Kekasih

August 25, 2025
prompt AI

5 Prompt AI yang Membantu Kamu dalam SEO dan Contoh Artikelnya

August 25, 2025

Recent News

Sabar Menghadapi Kehidupan (Jurnal Refleksi)

Sabar Menghadapi Kehidupan (Jurnal Refleksi)

October 20, 2025
Husnudzon Billah dan Hikmah Berbaik Sangka

Husnudzon Billah dan Hikmah Berbaik Sangka

August 25, 2025
jurnal pondok

Menyambut Maulid, Merajut Rindu Menata Cinta Sang Kekasih

August 25, 2025
prompt AI

5 Prompt AI yang Membantu Kamu dalam SEO dan Contoh Artikelnya

August 25, 2025

Browse by Category

  • AI
  • Copywriting
  • Jurnal
  • Jurnal Pesantren
  • Lomba
  • Produk Digital
  • SEO

Recent News

Sabar Menghadapi Kehidupan (Jurnal Refleksi)

Sabar Menghadapi Kehidupan (Jurnal Refleksi)

October 20, 2025
Husnudzon Billah dan Hikmah Berbaik Sangka

Husnudzon Billah dan Hikmah Berbaik Sangka

August 25, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 | All right reserved - YusupNurohman

No Result
View All Result

© 2025 | All right reserved - YusupNurohman