Ciri agama islam antara lain terletak pada kaidah-kaidah, tuntunan-tuntunan akhlak/moral yang diajarkan-Nya -yang meliputi seluruh aspek kehidupan maupun aktifitas manusia.
Di dalam ajaran islam tidak ada yang terlepas dari tuntunan keindahan akhlak mahmudah, mulai dari hal yang kecil/sepele, hingga kepentingan yang besar yang mencakup banyak hal.
Akhlak menuntun tata cara bagaimana kita beribadah, berkeluarga, bergaul, bermasyarakat, dan lain sebagainya. Semuanya selaras dengan akhlak islam, sebagaimana kita tahu agama islam sendiri diturunkan oleh Alllah SWT melalui Risalah Nabi Muhammad SAW. untuk menjadikan manusia berakhlak mulia.
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَکَارِمَ الْاَخْلَاق
Berikut sabda Rasulullah yang menejelaskan bahwa aku (Muhammad SAW.) ini diutus ke dunia untuk menyempurnakan kemuliaan-kemuliaan budi pekerti. Baiknya budi pekerti ini merupakan salah satu tanda/ciri dari keimanan dan ketaqwaan seorang hamba.
Salah satu dari tuntunan bagi kita adalah anjuran menghiasi diri kita dengan sifat khusnudzon (berbaik sangka/berpikiran positif). Khusnudzon billah wa bi’ibadillah, yaitu berpengharapan dan berperasangka baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia dan ciptaan-Nya.
Khusnudzon billah, mari kita tanamkan prasangka baik dan menjaga harapan-harapan baik terhadap apapun ketentuan dan takdir yang telah disematkan kepada kita. Baik saat diberi anugerah maupun musibah, pastilah itu semua mengandung hikmah, mengandung “asror” dari Allah SWT yang memiliki tujuan baik bagi kemaslahatan di kehidupan dunia dan akhirat.
Terlebih sifat khusnudzon billah ini adalah bukti manifestasi dari kutanya iman, keyakinan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. yang pasti nantinya akan memberikan balasan terbaik kepada kita.
Rasul juga pernah menyatakan bahwa khusnudzon billah termasuk ibadah yang terbaik bagi seorang hamba.
Demikian pula khusnudzon bi’ibadillah, yaitu berbuat baik dan menjaga pikiran-pikiran positif kepada sesama manusia. Ini juga merupakan bentuk akhlakul karimah, dan juga sebaliknya buruk sangka merupakan penyakit hati yang harus dihindari, dampaknya melemahkan dan mengotori hati kita.
Berburuk sangka atas sesuatu yang belum jelas buruk baiknya yang akan nantinya merusak kepercayaan dan kemudahan. Buruk sangka tidak hanya akan merugikan orang lain (orang yang disuudzoni), tapi juga lebih dari itu bisa meluas yaitu mengganggu kehidupan sesama.
Demikian pula, berburuk sangka juga negatif bagi diri kita sendiri yaitu mendatangkan rasa cemas yang mestinya tidak ada, memunculkan tekanan jiwa yang selalu hidup dalam kecemasan, curiga, khawatir yang terus menerus. Ini jika berkelanjutan akan merusak mental dan nantinya akan mempengaruhi kesehatan fisik maupun jiwa.
Suudzon dan sifat mazmumah lainnya adalah cerminan hati yang hanya dia dan Allah yang mengetahuinya. Ini adalah jenis maksiat hati yang mempengaruhi cerminan hati seseorang, ibarat karat yang korosif menempel pada besi akan sulit dibersihkan apalagi jika terlalu tebal. Demikian pula hati manusia jika terlalu banyak melakukan maksiat akan susah untuk dibersihkan dan melihat cahaya kebaikan.
Pada akhirnya manusia yang terlalu banyak maksiat akan tidak merasa berbuat salah bahkan merasa bangga dengan dosanya, menjadikan hatinya hati yang keras. Oleh karena itu marilah jauhi berburuk sangka dan sering melatih diri untuk terus berbaik sangka, baik kepada Allah maupun sesama makhluk-Nya
Wallahu A’lam Bisshowab
			
		    
                                
                                












